Wisata kapal pesiar sampai kini belum banyak dilirik wisatawan asal Indonesia. Data Royal Caribbean International menunjukkan jumlah wisatawan pesiar berasal dari Indonesia tidak cukup berasal dari 1 persen atau lebih kurang 72 ribu orang per tahun.
“Penyebab mengapa minat penduduk Indonesia didalam berwisata kapal pesiar tetap rendah. Antara lain banyak penduduk beranggap wisata kapal pesiar itu menjenuhkan. Masyarakat termasuk banyak yang cemas mabuk laut dan sebab segi keselamatan.
Selain itu, lanjut dia, banyak penduduk beranggapan wisata kapal pesiar biayanya mahal. Karena itu, untuk mengubah paradigm penduduk berkenaan wisata kapal pesiar, Royal Carribean meluncurkan kampanye baru jadi bulan ini yakni ‘Stop Wondering, Start Wandering’. Kampanye ini sejalan dengan hari menjadi Royal Carrebian International yang 50 tahun.
Kampanye ini menyoroti inovasi Royal Carribean jadi berasal dari FlowRider, simulator skydiving Ripcord by iFly, Zip Line, perosotan Abyss Ultimate dan Bionic Bar sampai yang paling baru trampoline bungee Skypad VR yang menjadi kekuatan tarik bagi seluruh tamu berasal dari bermacam golongan di seluruh dunia.
Dengan menggunakan kapal Voyager of the Seas dan Quantum of the Seas, pelancong Indonesia bisa mewujudkan dengan idaman mereka untuk berlayar dengan orang yang mereka cintai. Wisatawan bisa memilih berasal dari tujuh pelayaran Voyager of the Seas jadi tanggal 21 Oktober yang berangkat berasal dari Singapura, jadi berasal dari 3 sampai 5 malam ke pelabuhan-pelabuhan layaknya Phuket, Melaka, Penang dan Kuala Lumpur.
Quantum of the Seas dapat menawarkan 34 pelayaran sepanjang 6 bulan jadi tanggal 16 November, yang termasuk berangkat berasal dari Singapura. Rencana perjalanannya meliputi pelayaran 4 malam ke Phuket dan Kuala Lumpur, pelayaran 5 malam ke Phuket, Kuala Lumpur dan Penang. Serta pelayaran 7 malam ke Bangkok dengan bermalam di kota Ho Chi Minh.
“Untuk harganya beragam, kita fasilitasi seluruh golongan. Mulai berasal dari Rp 3,8 juta sampai Rp 100 jutaan bergantung kamar yang dipilih. Jadi bisa sesuai dengan kantong,” lontarnya.
Presiden Director PT Multi Alam Bahari Internasional Budi Darmawan Gani mengimbuhkan Indonesia dikenal sebagai negara maritim, sayangnya potensi wisata bahari lewat kapal pesiar di Indonesia belum optimal. Penyebabnya adalah kurangnya pelabuhan berstandar internasional di Indonesia. Hingga kini kapal pesiar internasional tidak bisa berkunjung di Indonesia.
“Memang tersedia pelabuhan yang lumayan lumayan di Bali,paket wisata banyuwangi 1 hari dan bisa disinggahi oleh kapal pesiar internasional. Namun itu termasuk jarang. Di Jakarta saja misalnya, sampai kini belum tersedia pelabuhan memadai, Tanjung Priok itu ya jauh berasal dari standar internasional,” ungkapnya.
Dilanjutkan, tersedia banyak hal yang perlu dibenahi berasal dari pelabuhan Indonesia agar sesuai standar internasional. Misalnya, infrastruktur pelabuhan perlu diperluas agar bisa menampung kapal-kapal pesiar besar, akses transportasi berasal dari pelabuhan ke pusat kota perlu memadai, jalan menuju pelabuhan diperbaiki dan fasilitas-fasilitas lainnya di pelabuhan termasuk perlu direvitalisasi.
“Kapal pesiar layaknya Caribbean itu kan besar, bisa menampung sampai ribuan orang, bermakna pelabuhan kita perlu lumayan menampung jumlah penumpang itu. Apalagi perumpamaan banyak turis asing, kan fasilitas, akses dan tranportasi di pelabuhan termasuk perlu memadai,” tegasnya
Agar industri pelayaran di Indonesia terus tumbuh perlu tersedia pembenahan-pembenahan serius oleh pemerintah. Diharapkan, kian banyak kapal pesiar internasional bisa berkunjung di Indonesia. “Kalau sekarang sebab keterbatasan infrastruktur, konsumen Indonesia jadi berlayar di pelabuhan Singapura atau Malaysia. Tidak bisa naik berasal dari pelabuhan yang tersedia di Indonesia,” sarannya.