Beberapa serangga, amfibi, mollusca, crustacea, echinodermata, dan tunicata mengalami suatu proses metamorfosis, yang kebanyakan (tapi tidak selalu) disertai suatu perubahan habitat atau kelakuan. Ada dua macam metamorphosis utama pada serangga yaitu hemimetabolisme dan holometabolisme.
Jenis-jenis metamorfosis umunya terbagi jadi 2 diantaranya : metamorfosis sempurna dan tidak sempurna . Tapi pada kesempatan kali ini saya hanya akan membahas metamorfosis sempurna saja .
Metamorfosis Sempurna (Holometabola)
Dilansir situs bukanarjuna metamorphosis sempurna adalah Holometabolisme. Pada holometabolisme, larva ini sangat tidak sama bersama dewasanya. Serangga yang cuma laksanakan holometabolisme lewat fase larva, lantas memasuki fase tidak aktif yang disebut pupa, atau chrysalis, dan pada akhirnya jadi dewasa. Jadi Metamorfosis sempurna merupakan suatu metamorphosis yang lewat tahapan-tahapan terasa dari telur-larva-pupa-imago (dewasa). Contoh metamorphosis sempurna yaitu terjadi pada katak,nyamuk dan kupu-kupu.
Adapun tahapan pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada metaorfosis sempurna diantaranya ialah :
- Fase Telur. Hewan betina akan meletakkan telur- telurnya di tempat yang sesuai dengan kebutuhan pada perkembangan calon anaknya. Misalnya seperti pada kupu- kupu yang meletakkan telur- telurnya pada permukaan daun hal ini karena larva atau hewan muda ialah pemakan tumbuhan. Pada fase telur ini, embrio hasil fertilisasi sel telur dengan sel sperma akan terus menerus mengalami pembelahan, membentuk organ-organ, sampai pada waktu tertentu tergantung pada jenis spesiesnya. Telur- telur nyamuk ini memiliki struktur yang ringan dan rapat seperti sebuah rakit. Induk- induk nyamuk juga meletakkan telur- telurnya di permukaan air yang tenang. Hal ini karena larva nyamuk akan harus menghabiskan kehidupannya di dalam air. Setelah waktu yang ditentukan pada telur-telur ini akan menetas menjadi larva atau hewan muda.
- Fase Larva. Pada fase ini larva atau hewan muda juga sangat aktif makan. Induk betina akan meletakkan telur-telur ditempat yang sesuai dengan makanannya. Ulat, larva dari kupu- kupu mampu menghabiskan dedaunan dimana ia berada atau hinggap. Larva hewan yang sudah memiliki eksoskleton (rangka luar), seperti pada serangga akan mengalami pergantian kulit atau eksdisis atau molting. Hal ini juga karena ukuran tubuhnya makin membesar sehingga dibutuhkan suatu eksoskleton yang baru untuk ukuran tubuhnya yang membesar. Pergantian kulit ini dapat terjadi sampai beberapa kali dan pada waktu yang ditentukan larva akan berhenti makan dan memasuki fase berikutnya, yakni menjadi pupa. Perubahan ini dapat dikontrol oleh hormonal di dalam tubuh larva.
- Fase Pupa. Pupa atau kepompom adalah fase transisi. Tubuh kepompom dilindungi dengan rangka luar yang keras disebut juga dengan kokon. Pada fase ini, sebagian besar serangga berada di dalam kondisi inaktif (makan). Di balik kokon, tubuh pupa sangat lebih aktif melakukan metabolisme pembentukan organ—organ dan bentuk hewan dewasanya. Kebutuhan akan energi yang diperoleh dari simpanan cadangan makanan di dalam tubuh larva. (pada fase larva sangat lebih aktif makan, dan sebagian makanannya akan disimpan untuk fase pupa). Fase pupa memakan waktu yang sangat bervariasi.
- Fase Imago (Dewasa). Sampai waktu yang telah ditentukan, pupa akan keluar dari cangkangnya menjadi hewan dewasa (imago) dengan bentuk yang sangatlah berbeda. Pada fase ini, imago memiliki cara makan dan habitat yang akan berbeda dengan larvanya. Fase imago ini merupakan fase reproduksi dimana, hewan dewasa yang akan saling mengadakan perkawinan (jantan dan betina), yang akan membentuk ratusan telur- telur, dan akan mengulangi sikusnya.