Tumpeng nasi kuning ialah penganan makanan khas nusantara yang sudah terkenal kelezatannya yang merupakan kreasi leluhur, sangat umum tatkala hadirkan bahkan untuk beraneka ragam acara penyajian dari nasi kuning bisa jadi tumpeng nasi kuning lezat. Terlebih lagi nasi tumpeng kuning berikut adalah makanan yang tukang palak yang cukup sering ada dalam berbagai acara, termasuk acara syukuran atau peresmian acara kantor dan berbagai jenis kegiatan.
Bahan utama yang digunakan yaitu beras yang dimasak dengan santan dan kunyit dengan tambahan rempah-rempah pilihan sehingga racikan bumbu ini dapat meresesap ke dalam nasi dan membuat menu hidangan ini jadi istimewa. Sebab itu yang membuat nasi tumpeng kuning benar benar gurih & nikmat pabila dibandingkan nasi putih biasa. Lebih dari itu dengan tambahan lauk memauk & juga sayur mayur yang bisa menambah nilai gizi dari nasi kuning tumpeng ini menjadi lezat.
Tumpeng nasi kuning saat ini jadi menu yang dinantikan karena besar kreasi yang bisa dibentuk oleh anda begitu menyuguhkan nasi tumpeng kuning. Susunan & variasi ini lah yang menjadikan hiasan dari tumpeng nasi kuning bermacam jenis. Engkau bisa mencoba dengan pertimbangan baru untuk membeli sketsa nasi tumpeng kuning
Sejak dulu kala, tumpeng ialah salah tunggal santapan wajib saat
syukuran ataupun upacara tradisional. Utamanya di pulau Jawa, tumpeng bisa
dikatakan tak pernah bolos dalam acara peresmian khanah, rumah baru, ulang
tahun, kelahiran anak, hingga silam tirakatan pada hari Kelepasan. Tumpeng
sendiri biasanya dibuat dari nasi kuning yang dicetak membentuk kerucuk yang
diletakkan di atas tampah buluh lalu disajikan dengan beragam lauk tradisional
seperti ayam goreng, tempe, tahu, ikan teri, urap, dan masih banyak
lainnya.
Tak hanya sebagai pelengkap dalam acara syukuran maupun upacara
adat, ternyata tumpeng juga sarat akan makna serta doa kepada Yang Maha Kuasa.
Menurut pakar kuliner, Arie Parikesit, tumpeng ternyata sudah ada sejak dulu,
bahkan sebelum masuknya ajaran agama di Nusantara.
Selain itu, bentuk kerucut pada nasi tumpeng merupakan representasi dari kondisi geografis Indonesia yang memiliki banyak gunung dan perbukitan. Pada zaman dahulu, gunung dianggap sebagai tempat suci bersemayamnya para Dewa dan arwah para leluhur. Sajian tumpeng beserta aneka lauk biasanya digunakan sebagai persembahan atau sesaji untuk Dewa atau arwah leluhur. Namun, lambat laun arti tumpeng yang mengerucut mulai bergeser sebagai makna dari harapan agar hidup selalu sejahtera dan penuh berkah. “Bentuknya yang segi tiga melambangkan gunung, yang erat hubungannya dengan sesuatu yg bersifat spiritual. Bentuk segitiga juga merupakan hubungan antara manusia, alam, dan Sang Pencipta, ” tambah Arie Parikesit.