Jarak tanam cengkeh – Cengkeh merupakan salah satu tanaman unggulan di Bantaeng dan Bulukumba. Menurut data Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bantaeng tahun 2010, produksi cengkeh mencapai 190,5 ton di Kecamatan Gantarang Keke dan 108,6 ton di Kecamatan Tompo Bulu.
Dibandingkan dengan Kabupaten Bantaeng, beberapa daerah di Kabupaten Bulukumba memiliki produksi cengkeh yang lebih banyak, yaitu di Kecamatan Kindang 1.025,2 ton, Kecamatan Gantarang 963,4 ton dan Kabupaten Bulukumpa 948,2 ton. Berdasarkan sejarahnya, tanaman cengkeh pertama kali diperkenalkan di Bulukumba, setelah itu didistribusikan ke Bantaeng oleh petani dari Bantaeng yang memiliki lahan pertanian di Bulukumba.
Berdasarkan tokoh masyarakat di Kecamatan Kindang, Bulukumba, Karaeng H. A. Gusung, cengkeh masuk ke wilayah Bulukumba dan Bantaeng pada awal tahun 1968. Saat itu cengkeh didatangkan oleh Dinas Pertanian Bulukumba dan didistribusikan ke masyarakat.
Namun, semua cengkeh mati setelah ditanam. Pada tahun 1970, PT Sulawesi, sebuah perusahaan swasta Soppeng yang beroperasi di Desa Borong Rappoa, Bulukumba, mulai mengajari petani cara menanam cengkeh yang benar. Dua tahun kemudian, cengkeh banyak ditanam untuk menggantikan kopi yang saat itu memiliki harga jual yang rendah.
Teknik Budidaya Cengkeh di Bulukumba dan Bantaeng
Benih cengkeh pertama yang ditanam petani di Bantaeng dan Bulukumba adalah jenis Borong yang diperkenalkan oleh PT Sulawesi. Jenis ini memiliki batang yang pendek dan besar. Pada tahun 1972 mulai muncul jenis Zanzibar, Si Kotok dan Si Putih yang diperkenalkan oleh Dinas Pertanian dan kemudian dikembangkan oleh masyarakat.
Saat itu benih jenis ini dijual ke petani dengan kisaran harga Rp. 10.000 – Rp. 15.000.00 per 2.000 benih (satu peti). Menurut informasi yang diperoleh petani, cengkeh berasal dari Dinas Pertanian Bogor. Cengkih jenis lain yang dibawa pedagang, seperti cengkeh dari Ambon dan Manado, juga didistribusikan di Bulukumba, namun kualitasnya kurang baik dan akan merusak pertumbuhan jenis cengkeh lain jika ditanam berdampingan.
baca juga : Cara Membuat Mie Godog Jawa yang Enak dan Mudah Dibuat
Jarak Tanam Cengkeh yang Ideal
Berbekal pelatihan dari PT Sulawesi, petani cengkeh di Bantaeng dan Bulukumba menanam bibit cengkeh dengan lubang tanam 30 cm x 30 cm dan kedalaman hingga 1 m. Jarak tanam yang ideal adalah 7 m x 7 m, namun ada juga yang menggunakan ruang berukuran 5 m x 5 m.
Menurut Karaeng Gusung, jarak tanam 5 m x 5 m awalnya sangat baik untuk produksi cengkeh, namun setelah itu produksi terus menurun, bahkan hingga maksimal 8 kali produksi terhenti. Hal ini terjadi karena tajuk tanaman saling bersilangan sehingga berpotensi untuk memperebutkan sinar matahari.
Ramli, petani cengkeh dari Desa Pattaneteang, Kabupaten Bantaeng, mengatakan waktu tanam cengkeh yang paling baik adalah di awal musim hujan, dengan jarak tanam 6 m x 7 m di lahan miring dan 7 m x 8 m di lahan datar. Namun untuk memaksimalkan produksi, petani menggunakan jarak tanam 8 m x 8 m dengan lubang tanam 50 cm, atau tergantung kemiringan tanah.
Kemiringan tanah mempengaruhi intensitas cahaya matahari yang diperoleh tanaman cengkeh. Jika tanahnya rata, jarak tanam harus lebih besar agar semua tanaman mendapatkan sinar matahari secara merata. Sedangkan jika tanahnya miring, jaraknya mungkin lebih dekat karena kemiringan tanah secara tidak langsung dapat mengatur distribusi sinar matahari.
Petani Pattaneteang lainnya, Amiruddin Side, menambahkan, cengkeh sebaiknya dipupuk dengan pupuk kompos atau pupuk kimia seperti ZA atau Urea (pupuk N) sebulan setelah tanam. Teknik pemupukan dibedakan antara pohon yang ditanam di lahan datar dan lahan miring.
Pemupukan pada lahan datar dilakukan dengan cara membuat piringan, pemupukan pada piringan kemudian ditutup kembali. Pada lahan miring pemupukan hanya dilakukan di bagian atas saja, karena jika turun hujan maka otomatis pupuk akan mengalir dari atas ke bawah. Pemupukan juga harus memperhatikan musim hujan dan kesuburan tanaman.
Baca Juga : Produk mesin cengkeh
Cengkeh dan Masa Depan Penghidupan Petani Bantaeng dan Bulukumba
Cengkih sangat digemari petani di Bantaeng dan Bulukumba karena selain mudah perawatannya, harga jualnya juga sangat tinggi dibandingkan dengan tanaman perkebunan lainnya. Meski cengkeh hanya dipanen setahun sekali, namun hasilnya sangat memuaskan.
Kendala utama yang dihadapi petani baru di Bantaeng dan Bulukumba saat ini adalah terbatasnya akses terhadap hama cengkeh dan cengkeh yang dapat mengancam produksi cengkeh. Oleh karena itu, World Agroforestry Center bekerja melalui proyek AgFor Sulawesi dengan petani cengkeh di Bantaeng dan Bulukumba dengan membangun pembibitan cengkeh dan kegiatan sekolah lapangan untuk mempelajari cara-cara inovatif untuk memerangi hama cengkeh.
Kegiatan ini diharapkan dapat membantu pengembangan teknik budidaya cengkeh dan dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi petani, menjadikan cengkeh sebagai salah satu bahan pangan alternatif bagi petani di Bantaeng dan Bulukumba.
Baca Juga : Cara Budidaya Cengkeh
Sekian penjelasan saya mengenai jarak tanam cengkeh yang ideal agar hasil produksi yang bagus, semoga kalian bisa lebih paham mengenai tanaman cengkeh. Bila ada kurang lebihnya saya mohon maaf, Semoga membantuu..